Gunungkidul (DIY), SEHATYNEWS.id – Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan inisialnya SBY adalah Presiden Indonesia keenam singgah di Kabupaten Gunungkidul disambut ketua DPC Gunungkidul dan jajaran beserta kader partai Demokrat. SBY singgah di sebuah rumah makan ternama yang terletak di wilayah Kapanewon Semanu, pada Jumat (15/12/2023).
Sebelum meninggalkan rumah makan untuk kembali melanjutkan perjalananya Presiden keenam tersebut menjawab pertanyaan para pewarta yang telah menunggu, SBY mengimbau para Caleg dari partai Demokrat untuk berupaya dengan gigih, sampaikan kepada masyarakat kalau Demokrat kembali ke Pemerintahan dan Demokrat makin kuat suaranya di DPR RI dan DPRD, apa yang hendak dilakukan.
“Saya minta jangan berjanji terlalu muluk-muluk, karena itu tidak baik jika tidak bisa di wujudkan, tapi sampaikan dulu ketika SBY memimpin Indonesia selama 10 tahun dengan dukungan partai Demokrat apa saja yang telah kita lakukan,” ujar SBY.
Nah, nanti kalau kita dapat amanah lagi itu juga yang akan kita lanjutkan, kata Presiden keenam tersebut. Seperti BPJS, KUR, PNPM, BLT, BOS dan lainnya. Petani, buruh, nelayan makin baik, kita juga berharap nanti gaji tiap tahun naik, guru honorer yang tidak diangkat-angkat Insya Allah nanti diangkat kembali, pendek kata apa yang dulu telah kita laksanakan harapan kita nanti jika mendapat amanah lagi akan kita perjuangkan.
Lanjut SBY, Presiden yang baru nanti pasti ingin sukses, Demokrat akan menyarankan, tolong Pak Presiden, yang program ini-ini rakyat suka, tolong di hidupkan kembali, program-program kami yang dulu sebagian dilanjutkan oleh Pak Jokowi, sebagian tidak, itu hak beliau, tetapi Demokrat memandang yang baik-baik dilanjutkan yang belum baik di perbaiki, itulah semangat kami, ketika menyampaikan agenda partai Demokrat itu semua dengan harapan saudara-saudara kami bisa memberikan dukungan kepada partai Demokrat.
“Harapan kami suaranya meningkat dan kursinya bertambah banyak,” harapnya.
Rakyat Indonesia masih banyak yang menganggur karena covid dan ekonomi yang tertekan, lapangan pekerjaan yang paling penting, artinya menurunkan pengangguran memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Mengapa, kalau dia punya lapangan pekerjaan bekerja, pasti dapat penghasilan, kalau punya penghasilan pasti punya daya beli, artinya bisa membeli kebutuhan, menika ingkang paling penting.
“Kedepan Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan ekonomi,” papar SBY.
Pertumbuhan cukup penting, utang harus kita kurangi, pendapatan rakyat kita tingkatkan itu ekonomi kita. Tapi diatas segalanya ciptakan lapangan pekerjaan sebanyak banyaknya, yang nganggur bisa bekerja lagi, termasuk milenial generasi muda dapat pekerjaan itu yang paling penting, dan itu prioritas perjuangan partai Demokrat.
Ditanya pewarta terkait JJLS, SBY sampaikan, terkait itu dulu yang mencetuskan dan melaksanakan di tahun-tahun pertama saya, kemudian dilanjutkan Pak Jokowi. Begini dasar pemikiran saya, Jawa itu yang paling maju dan tersambung pantai Utara zona Tengah ada tapi belum kuat. Zona Selatan dari pantai Pangandaran Sukabumi, Cilacap, Selatan Jogja, Wonosari selatan, Pacitan, Trenggalek, Tulung Agung masih belum tersambung, saya pikir ini tidak adil, kalau musim mudik macetnya luar biasa.
“Inilah dulu saya ambil kebijakan tolong kita bangun jalan lintas selatan, dari selatan Jawa Barat sampai selatan Jawa Timur, setiap tahun disamping anggarannya ada di tambah 1 T tiap Propinsi, menurut saya ini perlu dilanjutkan lagi untuk keadilan dan kesinambungan jalan-jalan di pulau Jawa,” tukasnya.
Ditanya pewarta terkait UU Keistimewaan DIY, Presiden keenam tersebut menyampaikan, Bung Karno dulu menetapkan Jogjakarta sebagai Daerah Istimewa, lahir UU Tahun 50 berlaku sampai 62 Tahun. UU itu ternyata belum mengatur secara jelas apa kewenangan DIY, apa kewenangan Gubernur, dana untuk Daerah Istimewa seperti apa, kepemilikan tanah dan sebagainya, oleh karena itu Bismillah di era Pemerintahan saya kita sempurnakan dan hadirkan UU yang sudah dipikirkan baik-baik. UU tentang keistimewaan DIY, memang prosesnya tidak segera di ketuk palu karena prosesnya banyak pandangan-pandangan.
Pandangan-pandangan itu semua baik dan harus kita dengarkan, di DPR nya juga macam-macam pandanganya, Presiden, pemerintah, daerah, Jogja juga punya daerah semua kita dengarkan, sampai kita mengambil keputusan.
“Pandangan saya begini, mengingat keistimewaan sejarah peran Jogjakarta dalam perang kemerdekaan dan setelah Indonesia merdeka, maka Gubernur DIY tidak perlu dipilih, jadi langsung kita tetapkan dari Kasultanan dan wakilnya dari Pakualaman,” terang SBY.
Itu posisi saya di pemerintahan, ada dua pandangan apakah Gubernur ini semacam kepala DIY, ada lagi yang menjalankan tugas sehari-hari atau di rangkap oleh Gubernur, keputusan dan pilihan saya jadikan satu saja, setelah mendengarkan berbagai pandangan-pandangan. Dengan proses dan waktu agak panjang akhirnya tahun 2012 terbitlah UU tentang Keistimewaan DIY.
Sementara itu ketua DPC partai Demokrat Gunungkidul Henry Ardiyanto menyampaikan terkait UU Ke-Istimewaan Nomor 13 Tahun 2012 partai Demokrat dari awal mendukung sepenuhnya Ke-Istimewaan DIY. Ditanya pewarta terkait target partai Demokrat di pemilu 2024 Henry Ardiyanto menyampaikan,
“Targetnya semua dapil dapat kursi, selain itu Propinsi dapat kursi, pusat juga dapat kursi, jadi biar ada kesinambungan dari daerah Propinsi dan Pusat,” harapan Henry Ardiyanto ketua DPC partai Demokrat Gunungkidul.