Jakarta, SEHATYNEWS – Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) menggelar launching IFFINA⁺ 2025 di Auditorium Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Jalan MI Ridwan Rais Jakarta Pusat . Tahun ini merupakan gelaran ketiga sejak 2023 setelah sekian tahun sempat vakum akibat Covid-19 dan berbagai persoalan sebelumnya. Perhelatan pameran yang ditargetkan akan diikuti oleh 400 UMKM dan pengusaha mebel, furnitur dan kerajinan tanah air juga dari beberapa negara ini rencana akan dilaksanakan pada 17-20 September 2025 di hall 5,6,7,8 dan 9 Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD)..
Nico Vizano sebagai Ketua Penyelenggara IFFINA⁺ 2025 pada sesi pemaparan dan tanya jawab menjelaskan, perhelatan tahun ini menargetkan 400 peserta pameran dengan UMKM sebagai target utama serta target kunjungan baik domestik maupun mancanegara sebanyak 15.000 orang.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso tampak hadir dalam acara launching IFFINA⁺ 2025, Kamis, 23 Januari 2025 ini. Asmindo menggandeng Mahala sebagai event organizer, pada hari.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan, Budi Santoso menyampaikan target ekspor Indonesia di tahun 2025 sebesar 7,1%. “Pemerintah memiliki instrumen kebijakan, supporting unit dan banyak lagi untuk mendorong pencapaian target tersebut,” tegas mantan Sekretaris Jendral Kementerian Perdagangan ini.
Budi juga menegaskan bantuan pemerintah untuk mencarikan pembeli atau konsumen di setiap even pameran, khususnya ketika diadakan pameran di luar negeri. Hal itu didukung oleh 46 atase perdagangan yang tersebar di 33 negara. Bahkan tagline UMKM BISA ekspor dijelaskan secara gamblang, bahwa BISA itu kepanjangan dari Berani Inovasi Siap Adaptasi.
IFFINA⁺ 2025 mengambil tema A Showcase of Indonesia’s Finest Furniture and Home Decor. Dalam laporannya, Ketua Asmindo, Dedi Rokhimat mengharapkan dukungan pemerintah berupa regulasi arus ekspor guna mendorong peningkatan nilai ekspor yang pada periode Januari hingga Oktober tahun 2024 berhasil mencapai 4,7%. Namun Dedi juga menegaskan bahwa angka impor di periode yang sama mencapai angka 16%. Selain dukungan regulasi, pria kelahiran Pontianak Kalimantan Barat ini juga mengharapkan adanya insentif dari pemerintah kepada produsen pendukung engsel, kunci dan lainnya. Ini bertujuan agar kebutuhan domestic dan internasional terpenuhi. Tak lupa, Dedi menyampaikan terimakasih kepada pemerintah atas dukungan yang telah diberikan secara berkelanjutan dan berharap menjadikan Indonesia sebagai pusat furnitur dunia.